This is about

Happy Annisa

Happy Annisa Nurhapsari, was born on the commemoration of World Polar Bear Day on February 27th, 2003 in Surakarta City, Central Java. This ambivert girl’s hobbies are reading books, writing, drawing and designing.

“Ordinary girl with extraordinary dreams, hello I'm Happy Annisa!”

Happy Annisa's Works

Read my works on Wattpad

I also write stories and poems on the Wattpad platform. You can read my stories via the link below.
I hope you like it!

Murder of the Principal

SMA Rafflesia, suatu sekolah asrama swasta elit di kota itu tengah gempar tatkala kepala sekolahnya ditemukan tewas secara mengenaskan di koridor sekolah. Velisa Andriani, detektif remaja berusia 18 tahun, berusaha menyelidiki penyebab dan siapa pelaku pembunuhan ini bersama pihak kepolisian. Apakah Detektif Velisa dapat memecahkan kasus ini?

Chandelier

Pesta ulang tahun ke-13 Angel Kusuma, putri seorang keluarga konglomerat kota ini, berubah menjadi seram tatkala adanya tragedi kematian Pak Dio Kusuma, ayah Angel, yang terjadi di rumah kediaman pribadi keluarga Kusuma yang megah. Velisa Andriani, detektif remaja berusia 18 tahun, berusaha menyelidiki penyebab kematian ini bersama pihak kepolisian. Apakah Detektif Velisa dapat memecahkan kasus ini?

Bait-bait Hujan

Tidak semua orang menyukai hujan, mereka memiliki interpretasi yang berbeda. Diantara mereka sangat membencinya, tak elak. Namun aku selalu mencintai hujan, walau hentakan badai tak pernah terdengar lagi.

Saat hujan menyelimuti ruang hati, pena di atas jemariku tetap indah menari.

Bait-bait Hujan,
Happy Annisa.

The First Knight

The past that is permeated in the recesses of the soul need not be forgotten. Remember and carve beautifully with the dust of the flying fire. Love may come, but all you know is pain. Your little soul is incapable of accepting the reality that is intertwined between weeds and hosts. And that past, remains part of the half soul of the wings of your life.

The First Knight,
Happy Annisa

Budak dalam Sebuah Garis Takdir

Perjalananku belum selesai, walau perahu sesekali menepi. Tidak jarang orang ingin menduduki, tetapi takdir selalu berbalik. Dari sudut dermaga itu, aku merintih luka-lukaku sendiri.

Aku tidak akan percaya takdir, sebelum nasib hidupku mereka tangisi.

Budak dalam Sebuah Garis Takdir,
Happy Annisa.

OH HEY, FOR BEST VIEWING, YOU'LL NEED TO TURN YOUR PHONE