Kang Hyeongjun

BASIC INFORMATION

Name : Kang Hyeong-jun (강형준)
Place, Date of Birth : Gangnam, April 11th 1995
Nationality : South Korean
Occupation : Novelist under a pseudonym Mireu & graduate student in Political Science
Aspirations : Love Aspiration & Creativity and Athletic Aspiration
MBTI : INTJ
Face Claim : ACTOR Lee Do-hyun

***

BACKGROUND STORY

Trigger warning:
Domestic abuse, murder, blood.

Kang Hyeongjun, lahir pada 11 April 1995, adalah anak dari seorang politikus bengis bernama Kang Taejun dan seorang pebisnis sukses Kim Minhee. Hyeongjun merupakan anak kedua dari tiga bersaudara. Namun, Yoonjun—adiknya—meninggal saat usianya 10 tahun karena kesalahan yang Hyeongjun perbuat.

Di usianya yang masih 13 tahun, Hyeongjun menyaksikan adiknya sendiri tewas di depan mata karena terjatuh dari lantai tiga rumahnya saat sedang bermain dengannya. Hyeongjun tak berani mengaku kepada orangtuanya bahwa dia adalah penyebab sang adik meninggal dunia dan malah menyalahkan pengasuh mereka yang saat itu sedang ke dapur untuk mengambilkan makanan.

Hyeongjun hidup dalam rasa bersalah, namun dia tak punya pilihan lain selain menyembunyikan kebenaran. Bila dia berkata jujur, maka nyawanya akan direnggut oleh Ayahnya sendiri yang sangat menyayangi anak terakhirnya itu.

Semenjak kematian Yoonjun, Hyeongjun menjadi pribadi yang pendiam dan murung. Dia hampir tidak pernah meninggalkan kamarnya dan mulai menciptakan dunia dalam pikirannya sendiri di mana dia tak pernah berbuat kesalahan fatal yang menyebabkan adiknya meninggal dunia.

Kim Minhee sangat khawatir dengan kondisi Hyeongjun sehingga dia membawanya ke psikolog anak untuk mendapatkan bantuan. Sulit baginya melihat Hyeongjun dalam kondisi buruk setelah kematian Yoonjun. Dia tidak yakin bahwa dia dapat melalui cobaan hidup seperti ini.

Walau sudah dibawa ke psikolog hingga psikiater anak, Hyeongjun masih tetap dalam kondisi yang buruk. Dia tidak pernah bicara lagi bila tak ada yang penting. Dia hanya keluar dari kamar bila harus pergi sekolah. Dia tidak pernah menghabiskan makanannya lagi.

Rasa bersalah dan benci terhadap dirinya sendiri berkecamuk di dalam pikiran Hyeongjun hingga dia merasa tak berdaya. Dia tak bisa cerita kepada siapa-siapa karena hal itu akan membuatnya dibenci oleh keluarganya sendiri. Dia menyimpan semua beban hidupnya sendirian demi menyelamatkan dirinya.

Hingga pada akhirnya, saat usianya beranjak 15 tahun, Hyeongjun mulai memberanikan diri untuk mencurahkan isi hatinya ke dalam bentuk tulisan. Dia mulai menulis apa yang selama ini membebani dirinya. Lama kelamaan, kamar pemuda ini penuh dengan buku harian yang tak pernah cukup untuk menampung pikiran yang menghantui Hyeongjun.

Hyeongjun dulunya adalah murid berprestasi yang dibanggakan oleh sekolahnya, namun sekarang nilainya anjlok karena terlalu sering melamun saat kelas berlangsung. Bahkan, saat didaftarkan pada bimbingan belajar yang berkualitas sekali pun tak dapat membantu nilai Hyeongjun untuk naik.

Kang Taejun tak dapat menerima nilai buruk yang Hyeongjun dapatkan di sekolah. Mempunyai anak yang bodoh adalah sebuah kutukan yang memalukan. Selama ini dia sudah berusaha untuk memaklumi Hyeongjun yang seperti mayat hidup, maka sudah saatnya untuk menyadarkan putranya agar dapat kembali hidup normal.

Usaha Taejun berawal dari nasehat serta wejangan, namun hal tersebut sia-sia. Hingga akhirnya sang politikus ini kehilangan kesabaran dan mulai memukuli Hyeongjun. Sayangnya, Hyeongjun masih tidak memberikan respon apa-apa. Tak sedikit pun rasa sakit yang nampak pada wajah pemuda ini.

Namun, saat dipukuli oleh Ayahnya, Hyeongjun sadar bahwa dia tidak bisa selamanya hidup seperti ini. Mau tidak mau, dia harus berubah untuk kelangsungan hidupnya sendiri.

Setelah masuk SMA, Hyeongjun kelihatan jauh lebih normal dari sebelumnya. Dia mulai membuka diri untuk bersosialisasi dengan orang-orang di sekitarnya, namun dia tidak pernah mengucapkan kalimat yang panjang. Nilainya pun perlahan mulai membaik.

Walaupun hidupnya mulai membaik, pikiran Hyeongjun masih dihantui oleh rasa bersalah. Satu-satunya cara agar dia dapat mengurangi perasaan tersebut adalah dengan cara menuangkannya ke dalam tulisan.

Hyeongjun mulai menulis cerita fiksi berdasarkan apa yang dia rasakan. Banyak dari cerita singkatnya yang diterbitkan pada majalah sekolah, membuatnya cukup dikenal oleh para kutu buku. Dia mendapatkan julukan siswa misterius karena hampir tak ada yang tahu tentang dirinya selain fakta bahwa dia adalah anak dari Kang Taejun.

Saat hampir lulus SMA, Taejun menyuruh Hyeongjun untuk terjun ke dunia politik mengikuti dirinya dan Kakaknya. Namun, Hyeongjun menolak karena dia ingin menjadi seorang novelis. Sayangnya, keinginan Hyeongjun ditolak mentah-mentah oleh Taejun dan dia terpaksa kuliah di jurusan Ilmu Politik.

Tekad Hyeongjun untuk menjadi novelis sudah bulat, tak bisa diganggu gugat. Dia tetap menerbitkan novel pertamanya dengan menggunakan nama pena ‘Mireu’ yang memiliki arti Naga. Novel pertamanya menceritakan tentang rasa bersalahnya atas kematian Yoonjun.

Tak disangka, ternyata novel debut Mireu meledak di pasaran hingga dicetak berulang kali. Hyeongjun merasa terkejut karena ini adalah pertama kalinya dia mendapatkan banyak atensi dari orang. Hal ini membuat Hyeongjun merasa bersemangat untuk kembali menulis.

Namun, lama kelamaan, Hyeongjun mulai terobsesi dengan karyanya. Dia ingin tulisannya menjadi sempurna dan ‘hidup’, maka dia memutuskan untuk menjalani hidup sebagai sang karakter utama di novelnya agar dia dapat memandang dunia melalui sudut pandang mereka.

Di novel ke-tujuh Hyeongjun, pemuda ini menuliskan cerita dari sudut pandang seorang mahasiswa melarat yang bernama Euntae. Pria ini sehari-harinya melakukan tindakan kriminal untuk bertahan hidup di tengah kerasnya kota Seoul.

Hyeongjun menyewa sebuah kamar kost kecil di pemukiman kumuh demi mendalami peran sebagai Euntae dan menjalani hidupnya dengan uang seadanya. Pada malam hari, Hyeongjun meluncurkan misinya untuk mencuri dompet orang-orang yang berada di kerumunan Itaewon.

Adrenalin yang dia rasakan saat mencopet membuatnya merasa hidup. Hingga akhirnya, Hyeongjun merasa ketagihan dengan adrenalin tersebut. Dimulai dari mencuri hal sekecil dompet hingga merenggut nyawa seseorang.

Ya, merenggut nyawa seseorang. Hyeongjun membunuh orang untuk kedua kalinya. Namun kali ini, dia melakukannya dengan sengaja dan perlahan. Dia menikmati tiap teriakan yang korbannya keluarkan saat pisau tajamnya menancap di tubuhnya.

Saat adrenalinnya sudah turun, Hyeongjun merasa bersalah karena telah membunuhnya seseorang. Dia menyerahkan dirinya kepada Kang Taejun dengan pakaian yang masih bersimbah darah, meminta ampunan dan perlindungan dari sang ayah agar dia tidak ditangkap oleh polisi.

Kang Taejun marah besar, namun dia tidak bisa melakukan apa-apa selain menutupi pembunuhan yang dilakukan oleh putranya sendiri demi menjaga nama baik keluarga. Taejun menuruti permintaan Hyeongjun dengan satu syarat, Hyeongjun harus mau dibawa ke rumah sakit jiwa untuk menjalani pengobatan.

Hyeongjun menerima perawatan dari rumah sakit selama 3 tahun sebelum akhirnya dia dapat keluar dari sana. Dia merasa dirinya sudah jauh lebih baik dan dia membakar seluruh draft dari novel ke-tujuhnya. Dia tidak mau hidup sebagai seorang kriminal.

Pemuda ini melanjutkan kuliahnya hingga lulus dan mengikuti perintah Taejun untuk terjun ke dunia politik. Dia tidak berani mengarang cerita, khawatir pikirannya akan membuat dirinya kembali menjadi seorang pembunuh.

Hidup Hyeongjun berjalan dengan normal dan pekerjaannya berjalan tanpa hambatan. Hingga akhirnya, Kang Taejun menjodohkannya dengan Kyun Heera, seorang putri pemilik FEVER. Hyeongjun tidak menolak kemauan sang ayah dan menerima perjodohan tersebut tanpa protes.

Setelah resmi bertunangan dengan Heera, mereka pindah ke San Myshuno dengan tujuan agar keduanya dapat menjadi lebih dekat. Hyeongjun merasa lega karena akhirnya dia dapat tinggal jauh dari Ayahnya dan meninggalkan dunia politik.

Beberapa hari setelah pindah ke kota San Myshuno, Hyeongjun memberanikan diri untuk kembali menulis. Kali ini, dia yakin bahwa dia dapat membedakan mana dunia fiksi dengan dunia nyata.

OH HEY, FOR BEST VIEWING, YOU'LL NEED TO TURN YOUR PHONE