The Beginning

Dari Story IG Turun ke Hati 💕

Setahun yang lalu,
ketika seorang gadis terjun ke sebuah grup perjodohan Katolik di Instagram, dan seorang pemuda di grup yang sama tertarik untuk menanggapi satu dua story iseng sang gadis,
tak satupun dari mereka yang mengira, bahwa pesan berbalas berhari - hari berikutnya,
akan berujung di depan altar dengan tangan saling menggenggam.

He Notice Me First

... and he made sure that I know 'bout it.

Sama seperti saya, Mas Jojo juga sebelumnya tergabung dalam grup jodoh Katolik di IG.
Bedanya, Mas Jojo tidak memasang foto untuk mempromosikan diri serta mengikuti grup Telegram seperti yang saya lakukan.

Hobi menulis novel serta kebiasaan saya mengunggah quote ke IG tampaknya berhasil menarik rasa penasaran Mas Jojo.

Entah apa yang saya pikirkan ketika dengan sengaja menanggapi dua komentar Mas Jojo atas story saya.

Saat itu saya tidak tahu kalau kami berada di bawah payung grup yang sama. Saya hanya merasa gembira karena ada seorang baru untuk diajak mengobrol.

Selain menjadi alumnus dari fakuktas dan universitas yang sama, Mas Jojo ternyata mantan senior saya di salah satu cabang.

Rasanya seperti bertemu kembali dengan kawan lama.

Our First Date

Antara Alasan, Jajan, dan Hujan

Terpisah sejauh 468km, kami berencana untuk segera bertemu.

Sulit sekali mencari waktu,
terlebih dengan banyaknya cuti yang harus diambil Mas Jojo demi pulang ke kampung halaman
mengingat perjalanan dari Jakarta - Ambarawa yang tidak sebentar.

Sedari awal, Mas Jojo ingin langsung mengenalkan saya kepada kedua orang tua.
Namun sayang, berhubung belum ada izin dari Mama, akhirnya hari itu, Minggu, 27 Desember 2020, kami duduk dan berbagi cerita di ruang tamu saja.

Hari berikutnya, Mas Jojo kembali datang ke Semarang.
Kemudian ia meminta izin pada Bapak supaya diperbolehkan mengajak saya keluar untuk membeli oleh - oleh bagi rekan kantornya.
Di luar dugaan, Bapak memperbolehkan.

Sayangnya, karena sudah terlalu sore, dan mendung mulai membayang, kami bergegas pulang dari sentra oleh - oleh tanpa singgah ke manapun.

Naas, hujan mengguyur deras ketika kami hampir mencapai rumah.
Alhasil, kami berteduh sambil menyesap kopi dingin nan mahal.

Untung saja saya tidak bersin berkepanjangan seperti biasa.

He Wants to Settle Down —

... and ready to take the next step

Percaya atau tidak,
dengan jarak yang cukup jauh dan situasi yang penuh ketidakpastian
di tengah pandemi,
kami hanya bisa bertemu empat kali.
Selebihnya, kami berkomunikasi secara rutin melalui chat, telepon dan video call.

Karena kebijakan manajemen,
saya juga tidak bisa berkunjung sama sekali ke rumah Mas Jojo untuk bertemu dengan kedua orang tuanya.
Jadi untuk memperkenalkan diri pun, kami terpaksa memakai sarana video call.

Setelah tiga kali berkunjung, Mas Jojo pun menyatakan kalau ingin mengajak kedua orang tuanya untuk datang ke Jatingaleh. Saya senang sekaligus cemas, khawatir kalau Mama dan Bapak tidak segera meloloskan keinginan baik Mas Jojo, mengingat masa penjajagan sangat singkat.

Namun di luar dugaan, dan juga karena bantuan dari Tuhan, Bapak dan Mama pun luluh.
Di kunjungan keempat, setelah Mas Jojo menyatakan niatnya dengan hati berdebar, Bapak dan Mama memberikan lampu hijau bagi kami, jika memang serius ingin melangkah ke jenjang berikutnya.

Paling sedih kalau ditinggal pulang ke Jakarta. 😔

Dodok Lawang

... atau lebih tepatnya pertemuan keluarga inti.

Sabtu, 1 Mei 2021

Karena batasan pandemi yang mencekik, belum lagi sisa cuti dari kantor yang semakin menipis,
Mas Jojo tidak dapat pulang ke Ambarawa untuk bisa mengikuti temu keluarga perdana yang diadakan di rumah Jatingaleh.

Didampingi oleh Om Joko dan Bulik Cicil selaku perwakilan dari Keluarga Soemadi, serta Om Gatot dan Bulik Barokah dari keluarga Gombel Lama, kami menerima kedatangan kedua orang tua Mas Jojo, adik, serta beberapa tetangga dari Ambarawa.

Atas berkat Tuhan,
acara tersebut dapat berjalan
dengan lancar dan cuaca cukup cerah,
sehingga tidak menyulitkan bagi keluarga Mas Jojo untuk kembali ke Ambarawa ketika petang mulai menggantung.

Our First Pic(s)

because we're too busy to take a single pic the whole time.

Timeline foto kami yang tak seberapa, dan cerita di baliknya.

  1. #1 Attempt

    #1 Attempt

    Mungkin akan sangat panjang kali lebar kali tinggi jika kami harus bercerita tentang foto ini.

    Diambil sekitar bulan Mei 2021 untuk keperluan administrasi, gambar ini adalah foto pertama kami.

    Sempat berdebat soal warna background di belakangnya, kami pun memutuskan untuk memakai warna merah, karena kami terlanjur memakai baju bernuansa biru. Toh syarat dari gereja tidak menyebutkan warna spesifik.
    Walau make up saya sudah bleber gegara keringat, kami teteplah gas, karena kapan lagi kami sempat untuk bertemu?

    Sayangnya, untuk keperluan administrasi sipil, kelurahan meminta background biru.
    Karena studio tutup selama PPKM, saya terpaksa mencari cara lain untuk mengedit backgroundnya menjadi biru.

    Dua tempat fotokopian tidak berhasil membuat foto kami menjadi smooth. Akhirnya saya memutuskan untuk mencetaknya di studio lain. Dan hasilnya, background yang diberikan malah terlalu gelap.

    Akhirnya saya minta dieditkan oleh Papa mas Joan.
    😶

  2. #2 Attempt

    #2 Attempt

    Berhubung diminta oleh pemandu KPP untuk mengirimkan foto berjajar selain foto resmi, akhirnya mas Joan memutuskan untuk mengedit dan menyatukan foto kami.

    Hasilnya agak maksa, tapi yang penting udah usaha, walau tone kulitnya beda jauh.. 😌

  3. 3# Attempt

    3# Attempt

    Foto selfie paling pertama setelah drama kelamaan nunggu antrian prewed studio.
    Harus re-make up, untung saja saya bawa kotak kosmetik.
    Setelah duduk mengemper di studio, baru sadar kalau ada ruang ganti di dekatnya. 😩

    Saking ngga terbiasa foto bareng, posisi gak siap dan bingung ambil pose.
    Eh, ternyata kancing mas Joan lepas satu. 😌

  4. BTS - Studio Prewedding

    BTS - Studio Prewedding

    Setegang itulah saya kalau di depan kamera.

  5. Candid by Tita

    Candid by Tita

    Diskusi milih makanan.
    Ceritanya saya kelaparan setelah prewedding. Akhirnya kami mampir ke resto deket situ.

OH HEY, FOR BEST VIEWING, YOU'LL NEED TO TURN YOUR PHONE