Welcome!

To my random carnet!

Dulu, ngeliat air hujan jatuh aja senangnya minta ampun. Atau ketika berhasil bikin suatu karya "aneh" yang terbuat dari benda-benda tak terpakai. Dulu itu, ketawa lepas gampang banget. Dulu juga bisa menangis dengan kencang tanpa rasa malu.

Kita yang dulu pasti gak punya harga diri sebelum tau arti "dewasa"
Bahagia banget sampai kadang lupa alasan kita itu hidup buat apa. Penuh kekonyolan dan hal-hal aneh yang bisa dengan mudahnya kita lakukan di masa lalu.

Dan itu semua seakan terengut di saat kita di tuntut untuk mengambil langkah demi langkah guna menuju ke fase pendewasaan.
Menakutkan dan menguras tenaga kalau boleh jujur. Di fase ini kita banyak terjatuh sendiri, menangis sendiri, bahkan berbicara sendiri. Banyak kekhawatiran yang mulai menyerang pikiran. Rasa ragu, amarah, kebimbangan, semuanya seakan menyatu tanpa sekat. Suatu hal selalu di pikir secara rinci dan rumit padahal itu sederhana saja kalau menurut inner child kita. Melelahkan selalu mengikut sertakan pikiran dan perasaan di hampir segala perkara.

Kenapa gak bisa ngelakuin hal sederhana seperti dulu waktu masih kecil, ya? Jadi waktu itu, iri banget ngliat temen-temen pada pake cincin gratisan hadiah dari permen yang biasa di jual-jual di warung. Pas coba beli demi mendapatkan cincin gratisan, ternyata realita berkata lain. Jari ku terlalu gede. Jadi cincinnya gak masuk. Hahahaha. Aku gak menyerah atau nangis doong. Besoknya aku dengan percaya dirinya datang ke sekolah pake cincin-cincin an yang sengaja aku buat dari kawat yang biasa di pake buat ngrekatin plastik bingkisan. Bisa-bisanya aku PD nunjukin karya aku yang apa adanya ke temen-temen yang emang pada pake cincin asli. Seandainya, sekarang pemikiranku masih sesimpel itu, mungkin gak akan ribet untuk ngelakuin sesuatu.

Sekarang, semua hal harus di timbang. Harus di pikirkan matang-matang. Keluar sedikit dari jalur, sudah kecewa sama diri sendiri. Kadang aku memang sengaja membiarkan suatu momen tanpa rencana. Tapi, kadang jadi lupa sama tujuan yang udah di rencanakan secara matang. Sekarang, udah gak bisa terlalu membiarkan waktu berjalan apa adanya. Kalau tidak di mulai dari sekarang, kelak di masa depan kita malah ngerasa nyesal dan sadar kalau udah terlambat.

Nah, ini salah satu pemikiran dewasa kita yang kunjung ikut andil. Kekhawatiran di masa depan akan menjadi apa, atau bagaimana nasib kita kalau di masa sekarang saja masih belum bisa apa-apa. Kadang pingin kembali ke masa anak-anak yang tanpa beban, yang masih punya otak polos dan gak bisa berpikir jauh. Kadang, juga aku ngerasa aku terlalu kekanak-kanakan dalam ngelakuin sesuatu. Pokoknya, di fase sekarang itu lagi masa nya tarik ulur. Hahahaha... di saat lagi berpikir dewasa, pingin jadi bocah. Giliran sengaja sok childish malah ngjudge diri sendiri karena udah dewasa.

Capek kan? Sama... semua orang yang berada di fase ini pasti capek. Tapi, dari sinilah semua di mulai. Apa yang kita lakukan di masa sekarang, itu yang akan kita panen di masa depan. Intinya, just enjoy the moment dan nikmati semua proses. Masa kecil memang gak akan bisa kembali terulang, tapi kita bisa sesekali istirahat sejenak menjadi orang dewasa.

:) 💜

Welcome!

To my carnet!

Pernah gak siih, kalian ngebaca buku atau nonton sesuatu dan tujuan kalian itu untuk memahami intinya aja?

Jadi, di suatu pagi pas lagi ngscroll pinterest buat ngoleksi pin. Tiba-tiba ada sebuah video yang lewat di beranda. Intinya, sang narator bercerita tentang konteks di atas yang aku sudah sebutkan.

"Dari buku setebal ini... apasih makna dan intinya?"

Kamu tau? Nyatanya, dalam segala sesuatu itu gak bisa kita ambil intinya saja. Membaca buku setebal apapun, kita gak bisa langsung ambil keputusan soal apa yang kita baca. Intinya begini. Intinya begitu. No no no... setiap aspek dalam buku, adalah inti. Secara garis besarnya itu gak bisa menarik kesimpulan yang padat. Setiap part dan paragraf itu sangat berharga.

Paham maksudnya? Dalam menjalanin sesuatu, kamu gak bisa asal ambil garis besar dan intinya kamu cuman mau sukses. No, semua perjuangan, semua penderitaan, hal-hal kecil yang terjadi, itu juga berharga. Hal yang sederhana sekalipun, bisa sangat berharga dalam kisah perjuanganmu.

Kamu gak bisa loncat dari A langsung ke Z tanpa harus melewati B,C,D, dan huruf-huruf lainnya.

Di setiap proses, kamu bisa mempelajari jalan-jalan yang kamu lewati untuk bisa sampai pada tujuan. Pelajari dan nikmati proses. Tidak ada inti dalam hal seperti ini. Aplikasikan ke buku yang kalian baca. Kalau baca aja sudah malas-malas an dan cuman mau tau inti kisah akhir sang karakter, atau cuman baca bab awal lalu loncat kek bab akhir, kamu bener-bener melupakan momen-momen pembelajaran yang penting.

:)

Welcome!

To my Carnet!

Bahas tentang insekyur yuk!

Sekarang tuh banyak banget yaa orang-orang yang selalu ngomong "ih aku insekyur ngeliat dia..." kata insekyur ini pun menjadi sudah wajar di taruh di perbincangan setiap hari. Hampir setiap saat si kata insekyur ini keucap. Baik secara sadar atau enggak. Yang jelas, jadi kebiasaan deh ngucapin kata ini. Tanpa ngeliat keadaan diri sendiri, tiba-tiba langsung aja keucap ketika ngeliat seseorang yang keliatannya lebih baik dari kita secara fisik atau yang lainnya.

Pssstt! Mau aku kasih tau sesuatu gak?
Sini... sini.. mari kita bahas dan kupas maksud insekyur sesungguhnya. Dan aku harap, setelah tulisan aku ini di baca, kalimat-kalimat di atas gak dengan mudah terucap lagi dan menjadi kebiasaan yaa.

Okeh, insekyur sendiri itu asalnya dari bahasa inggris. Insecure, begini tulisan asalnya. Artinya adalah merasa tidak aman. Banyak orang mengaplikasikan kata ini untuk diri mereka sendiri. Yang artinya "mereka merasa gak aman sama diri mereka sendiri." Yah, bisa di katakan tidak puas dengan kemampuan diri sendiri. Merasa gak aman sama keadaan diri sendiri yang gak bisa seperti orang lain.

Nah, tau gak sii? Kebiasaan mengatakan ini dan mengaplikasikannya ke diri sendiri, tanpa sadar akan membuat kepercayaan diri kita semakin turun sampai drastis looh. Walaupun ngucapinnya cuman buat main-main atau cuman ikut-ikut an tren karena jaman sekarang banyak yang pake kata ini. Nyatanya, ngucapin sesuatu yang buruk bakal mempengaruhi pemikiran kita akan diri kita sendiri.

Dalam opiniku, rasa "insekyur" ini cukup penting untuk di emban oleh setiap manusia. Kenapa? Karena rasa insekyur ini yang dapat ngedorong kita untuk selalu intropeksi diri dan mau mencoba lagi dan lagi. Merasa gak puas dengan kemampuan seadanya yang kita punya, akan membuat kita penasaran sampai titik mana kemampuan kita ini bisa di kembangkan. Paham kan? Insekyur yang aku emban dan yang aku maksud adalah yang di atas ini. Bukan rasa insekyur yang maksudnya hanya sekedar iri dengan kemampuan orang lain tanpa ada niatan mengembangkan diri kita sendiri.

Makanya, aku suka heran sendiri dengar orang yang selalu iri sama kelebihan orang lain dan mengatakan dirinya insekyur. Percaya gak sii kalau sudah kebiasaan memiliki mind set yang kayak gini itu susah di ubah. Ingat ya! Insekyur yang aku maksud itu bertujuan baik untuk diri sendiri. Kalau kamu insekyur sama diri sendiri, kamu harus push kemampuan kamu sampai kamu puas. Dan bukannya mengatakan di depan orang lain dengan mudahnya seperti,"aku insekyur ih sama dia..." insekyur yang sesungguhnya gak akan mudah terucap. Apalagi di sebarin ke orang-orang.

Dan jangan lupa di ingat lagi, jangan biasakan mengatakan insekyur. Kamu bukan merasa insekyur beb, tapi itu minder. Xixixi.

Semangat berjuang dengan diri sendiri💜

:)

OH HEY, FOR BEST VIEWING, YOU'LL NEED TO TURN YOUR PHONE