Pengantar dan Bintangnya

✦✦✦

Menyelesaikan kuliah ternyata bukan akhir dari perjuangan gadis manis kelahiran 16 desember itu. Mencari pekerjaan ternyata begitu sulit bahkan untuk dirinya yang sudah bergelar sarjana itu. Bukan satu atau dua kali gadis bernama Pinkyra Zhounanda itu berharap bisa lari dari hidupnya. "Apapun.. asal beri aku pekerjaan." adalah harapan yang setiap harinya dia lontarkan.

Namun tidak ada yang pernah menyangka hidupnya akan benar-benar berubah setelah dia menemukan buku usang di sebuah perpustakaan tua. 'The Broken Princess'

"Ketika aku meminta kehidupan yang tidak sulit dan menyenangkan seperti hidupnya bukan berarti aku meminta untuk hidup dalam tubuhnya!"

"Kenapa aku harus menikah dengan orang yang berusaha membunuhku?"

#LEMBAR KISAH : THE BROKEN PRINCESS

Beradu Bintang ::

━ KELUARGA KERAJAAN
- Raja Kaisar IV
Pemimpin Kerajaan Timur
divisualisasikan oleh Kim Jongin
- Ratu Diana,
Ratu Kerajaan Timur
divisualisasikan oleh Jung Soojung
- Pangeran Gavino,
Putra Mahkota Kerajaan Timur
divisualisasikan oleh Kim Mingyu

━ KELUARGA BANGSAWAN ZHOUNANDA
- Duke Edward Zhounanda,
Pemimpin Clan Zhounanda
divisualisasikan oleh Choi Siwon
- Duchess Amanda Zhounanda,
Istri Duke Edward
divisualisasikan oleh Im Yoona
- Tuan Zentara Zhounanda,
Penerus Pimpinan Zhounanda
divisualisasikan oleh Mark Tuan
- Nona Pinkyra Zhounanda,
Tunangan Putra Mahkota
divisualisasikan oleh Zhou Jieqiong

━ BINTANG LAINNYA
- Duke Sadewa Hathaway,
Pemimpin Clan Hathaway
divisualisasikan oleh Cha Eunwoo
- Shania McCain,
Sekretaris pribadi Putra Mahkota
divisualisasikan oleh Jung Chaeyeon
- Pangeran Anarki,
Putra Mahkota Kerajaan Barat
divisualisasikan oleh Jung Jaehyun
- Nona Silvana Lawrence,
Putri Bungsu Keluarga Lawrence
divisualisasikan oleh Kim Jiyeon

✦✦✦

Penggambaran peran bisa berbeda dengan karakter asli wajah yg digunakan jadi tolong bijak membaca.

Cerita ini hanyalah karangan belaka dan tidak ada sangkut pautnya dengan dunia nyata. Cerita ini murni dari otak mun jadi dilarang keras untuk menjiplak apapun yang berkaitan dengan plot ini.

Media berupa foto dan video yang berkaitan dengan plot diambil dari berbagai media sosial seperti akun resmi setiap wajah peran, pinterest, instagram, twitter, tiktok, dan media sosial lainnya.

Pengetikan plot menggunakan propercase (Abcd) dan berfokus pada sudut pandang orang ketiga. Menggunakan bahasa indonesia semi-formal dan sedikit bahasa inggris dalam berdialog.

Bab 01 :: Toko Buku Tua

Gadis dengan gaya kasual itu berjalan gontai kemudian mendudukkan dirinya dibangku halte bus yang sudah tampak ramai dengan orang yang mulai pulang dari pekerjaan masing-masing.

Kepalanya tertunduk dalam sembari menatap sepatu yang kini tampak lusuh setelah dipakai berjalan seharian. Tangan mungilnya bergerak memberikan pukulan kecil pada lutut hingga betis bahkan paha yang terasa pegal setelah seharian berkeliling mencari pekerjaan.

Wajahnya murung hendak menangis. Otaknya dipenuhi pikiran tentang bagaimana dan dimana dia bisa menemukan pekerjaan. Nyatanya lulus sebagai mahasiswa dengan nilai terbaik tidak memudahkannya mendapat pekerjaan. Keterbatasan biaya membuatnya tidak bisa mengikuti tes pengacara walaupun sudah mendapat gelar Sarjana Hukum.

"Ha.."

Helaan nafas panjang terdengar untuk kesekian kalinya. Matanya berkaca-kaca membaca pesan yang memberitahukan bahwa lamarannya ditolak.

"Apapun.. asal berikan aku pekerjaan, aku akan melakukan apapun." Dengan frustasi dia membatin, menahan gejolak tangis yang hampir tidak terbendung itu.

"Kakak cantik kenapa?" Perhatiannya teralihkan, membuatnya menoleh ke sumber suara, Pinkyra Zhounanda gadis yang sejak tadi tertunduk itu menemukan sosok anak kecil yang menatapnya khawatir. "Jangan menangis!" Lanjut bocah yang tampak masih berusia 6 atau 7 tahun itu dengan nada marah membuat Kyra tertawa.

"Apa yang kamu lakukan disini? Dimana orang tuamu?"

"Aku tau tempat mama kerja tapi harus menyeberangi jalan. Apa kakak cantik tidak keberatan untuk mengantarku kesana?" Kyra tidak bisa menahan senyumnya kala si bocah menatapnya dengan penuh pengharapan.

"Wah kau anak sopan dan sangat berani ya." Ucap Kyra. "Baiklah karena kamu anak baik, kakak cantik ini akan mengantarmu." Anak kecil itu pun melompat kegirangan membuat Kyra ikut tertawa.

Mengikuti arahan bocah berusia kurang dari sepuluh tahun itu Kyra menyeberangi jalan kemudian masuk ke beberapa gang yang cukup besar dan ramai sampai tiba di gang kecil yang cukup sepi namun ada beberapa bangunan yang dibuka untuk umum.

"MAMA!!" Anak kecil itu tiba-tiba berteriak memanggil wanita berusia sekitar 40an yang memakai baju kasual dengan jas putih panjang, kelihatannya seorang dokter.

Wanita yang dipanggil pun tampak sangat terkejut ketika dia menoleh dan dengan lari kecil segera menghampiri oknum yang memanggilnya dengan bersemangat itu.

"Anak nakal! Bukankah sudah mama bilang untuk menunggu disana sampai mama jemput?" Wajahnya tampak khawatir menatap anak kecil yang hanya tersenyum polos itu.

"Aku bertemu dengannya di halte sendirian dan dia memintaku untuk mengantarnya kesini." Wanita itu pun menoleh kearah Kyra kemudian tersenyum ramah.

"Terimakasih banyak ya. Maaf jadi merepotkan." Kyra yang juga sungkan hanya menggeleng kepalanya sambil terus berkata itu tidak merepotkan.

"Tidak apa-apa. Lagipula dia anak yang manis dan sopan."

Usai berterimakasih dan bercengkrama singkat, anak kecil itu dibawa sang ibu ke gedung yang tak jauh dari tempat mereka berhenti. Kyra melihat bahwa gedung itu tempat untuk praktik dokter gigi.

Ketika hendak pulang, gadis itu menemukan sebuah gedung tua dengan tulisan 'Book For Dream' di depannya. Tempat itu terlihat sunyi tanpa pengunjung namun entah bagaimana menarik perhatian Kyra untuk mampir.

"Permisi.." Tidak ada yang menjawab, Kyra melihat sekeliling dan menemukan seorang pria tua yang tampak terlelap dibalik meja kasir. Knock knock.. "Permisi.." Sekali lagi sambil mengetukkan tangannya diatas meja kasir.

"Oh selamat datang, anak muda." Pria tua itu pun tersadar dan menyambut Kyra dengan begitu ramah. "Silahkan melihat-lihat. Jarang sekali ada anak muda yang datang kesini." Kyra hanya tertawa kecil kemudian masuk ke dalam.

Matanya menelusuri setiap buku dalam setiap lorongnya sampai matanya menemukan buku yang cukup menarik. 'The Broken Princess' buku tua dengan sampul yang cukup gelap. Perlahan jari-jari lentiknya mulai membalik satu demi satu halaman buku itu sampai lupa waktu dan tersadar ketika sudah selesai membaca satu bab dari buku itu.

Kyra tampak bersemangat membaca buku tersebut. Tentang romansa gadis keturunan bangsawan yang berhasil dipilih sebagai tunangan putra mahkota yang berarti menjadikannya calon ratu. "Sepertinya judul buku ini agak tidak cocok dengan ceritanya." Gumam Kyra dengan pandangan yang tidak lepas dari ilustrasi sang putri yang sedang tertawa girang itu.

"Kau benar-benar punya hidup yang menyenangkan. Jika saja hidupku semudah hidupmu, pasti sangat menyenangkan. Sekarang jangankan untuk berkencan, bertemu pria saja aku terlalu sibuk." Kyra menutup buku itu ketika menyadari matahari sudah tenggelam.

Tinggalkan kritik dan saran disini

Bab 02 :: Tempat Asing

"NONA KYRA!"
"YANG MULIA!"
"KYRA ZHOUNANDA!"
"PUTRI KYRA"

Suara bising itu membuat Kyra tidak bisa menikmati tidurnya dan terpaksa harus bangun. Matanya perlahan terbuka berusaha menyesuaikan cahaya yang masuk. Perasaannya lebih tenang ketika menyadari adanya suara air sungai mengalir dan aroma alam yang menyegarkan. "Rasanya sangat menenangkan." Matanya kembali dia pejamkan.

"Akh!" Dirinya tiba-tiba sadar kala rasa sakit menusuk pinggangnya. "Aku tidak bisa berdiri." Batinnya ketika dua kali gagal mencoba untuk berdiri. Badannya terasa begitu lemas dan tidak bertenaga, bagian pinggangnya juga terasa sangat sakit. "Apa ini?" Seluruh badannya terasa sangat sakit dan itu menyiksanya.

"Tolong.." Suaranya pun lemah, mustahil ada yang dapat mendengarnya. "Siapapun tolong.." Rasa sakit mulai tidak bisa ditahan olehnya.

"DISINI YANG MULIA!"

"Kyra!" Itu yang terakhir Kyra dengar sebelum dirinya kehilangan kesadaran. Matanya sempat menangkap sosok pemuda yang menatapnya cemas.

"Bagaimana hal seperti ini bisa terjadi!? Kalian harusnya menemani Putri bukan membiarkan dia berkeliling sendirian!" Pemuda yang berdiri dengan gagah itu tampak frustasi memarahi beberapa orang yang menunduk segan itu.

Matanya dipenuhi amarah kala melihat Kyra terbaring tak berdaya. "Jika Putri tidak kunjung bangun, akan aku pastikan kalian membayar itu dengan nyawa kalian!" Finalnya sebelum menyuruh orang-orang itu pergi.

Kyra juga sempat mendengar ocehan itu. Dia sadar namun terlalu tidak bertenaga untuk bangun. Matanya terbuka dengan perlahan untuk menyesuaikan cahaya dengan matanya yang terasa sudah lama terpejam itu.

"Wah apa ini? Dimana aku?" Batin Kyra kala menemukan lampu gantung yang begitu mewah tepat diatasnya. Lampu gantung itu mengkilat seperti dihias berlian.

"Putri Kyra sudah sadar, Yang Mulia."

"Kau baik-baik saja?" Fokus gadis itu teralihkan ke sumber suara. Terkejut ketika mendapati pemuda tampan yang terakhir dia lihat itu masih disana menatapnya khawatir. "Jawablah jangan membuatku khawatir. Kau merasa lebih baik? Kau sudah berbaring disini 3 hari." Kyra merasakan tangannya digenggam oleh tangan yang lebih besar.

"Kau? Siapa?" Kyra mencoba bangun dari tidurnya dan berhasil duduk dengan bantuan pemuda itu.

"Kau tidak ingat? Aku Pangeran Gavino, tunanganmu." Kyra membelalak kaget mendengarnya.

"Apa maksudmu? Aku tidak mengenalmu. Dimana ini?" Kyra berusaha berdiri namun ternyata luka dipinggangnya masih sakit.

"Kau Pinkyra Zhounanda, tunangan Putra Mahkota Kerajaan Timur Negeri Luminera, anak bungsu Duke Edward dan Duchess Amanda." Jelasnya dengan tatapan yang tak lepas dari Kyra.

"Tunggu! Gavino? Pangeran Kerajaan Timur, anak tunggal Raja Kaisar IV dan Ratu Diana?" Pemuda itu mengangguk membuat Kyra semakin kaget. "Kau tunangan.."

"Aku tunanganmu."

Kyra semakin tidak percaya. "Apa hanya mimpi?" Batinnya putus asa. Dia sadar jika apa yang dikatakan pemuda itu benar, berarti dia benar-benar masuk kedalam buku yang dia baca itu.

"Yang Mulia, anda harus segera kembali ke istana." Apa ini? Batin Kyra melihat beberapa pria yang tampak seperti pengawal itu berdiri didepan pintu dalam barisan.

"Aku akan segera kembali, kau beristirahatlah." Kyra masih tidak percaya menatap punggung lebar pemuda yang belalu meninggalkannya dalam kamar mewah yang tentunya bukan kamarnya itu.

Matanya berkeliling menatap setiap sudut ruangan. Ada begitu banyak foto disana. Benar-benar foto dengan wajahnya. Terakhir dia ingat dia membaca buku di toko buku tua. Nama Gavino juga ada dalam buku yang dia baca.

"Jika dipikir-pikir mereka memang tidak pernah menyebut nama sang putri dalam buku." Tangannya meraih sebuah bingkai foto diatas meja lampu disamping kasur besar itu. "Dan ini benar-benar aku. Apa yang sebenarnya terjadi?"

Kyra berhasil berdiri dengan bantuan beberapa orang yang menyebut diri mereka pelayan. "Ini terlalu berbeda dari apa yang aku bayangkan." Batin gadis itu selama berkeliling kediaman Zhounanda itu. Tempat yang tampak begitu modern itu berbeda dari cerita kerajaan yang Kyra bayangkan.

"Nona Kyra?" Gadis itu menoleh menemukan sosok tegas dengan wajah rupawan berdiri disana. "Ada yang perlu saya bicarakan, Nona." Lanjutnya dengan tampang serius.

"Siapa orang ini? Apa Putri yang asli mengenalnya? Harus kupanggil apa?" Batin Kyra dengan tatapan yang tak lepas dari sosok itu.

"Duke Hathaway, Nona. Sadewa Hathaway." Sementara si gadis hanya mengangguk-angguk seolah paham.

"Yang mulia mengalami kecelakaan dan kehilangan ingatanya, Tuan Hathaway." Jelas wanita paruh baya yang sejak tadi menemani Kyra berkeliling. Kepala pelayan sepertinya.

"Ya, saya sangat tau. Dan itu yang ingin saya bicarakan, Nona. Tentang bagaimana anda berakhir disini." Kyra membelalak kaget mendengarnya.

Tinggalkan kritik dan saran kalian disini
OH HEY, FOR BEST VIEWING, YOU'LL NEED TO TURN YOUR PHONE