About
Osagawa Mia
ライブステージで活躍する本物の女優、小佐川美明。
ライブステージで活躍する本物の女優、小佐川美明。
Name: Osagawa Mia (小佐川美明)
Place, Birthdate: Tokyo, 30 July 1988
Occupation: acting coach, honorary lecturer
Zodiac: Leo
Nationality: Japanese
Height: 166 cm
Weight: 43 kg
Education: Hoshino Institute of Arts, major in Drama and Dance
Mia dikenal sebagai sosok yang dapat diandalkan. Berdedikasi tinggi dan berkemauan keras, Mia akan terus mengejar apa yang ia inginkan hingga akhirnya tercapai. Dalam berkomunikasi, ia bukan tipe yang menutupi kebenaran dengan hal manis. Cara bicaranya jujur dan tidak bertele-tele. White lies adalah hal yang membuang-buang waktu baginya. Sebagian orang beranggapan bahwa Mia terlalu kejam. Meski demikian, ia adalah seseorang yang setia pada mereka yang dipercaya.
Menjadi seorang yang lihai bersandiwara tidak menjadikan Mia pandai dalam mengekspresikan perasaannya. Ia sangat paham akan apa yang ia rasakan, namun sering kali merasa malu dan tak yakin untuk ia utarakan sehingga ditutupi dengan sikap acuh, kasar, atau bahkan arogan. Sadar akan diri yang sangat kompeten, Mia sering kali bersikap keras kepala, judgmental, dan tidak fleksibel. Ia juga sulit merasa santai dan selalu merasa dirinya harus bertindak cepat dan sempurna.
ESTJHampir debut sebagai aktor musikal.
Diam-diam gemar koleksi benda-benda imut, Mia tidak menunjukan kesukaannya secara terang-terangan sebab berpikir hal tersebut sedikit kekanakan.
Payah dengan alkohol. Hanya minum bersama orang yang dipercaya.
Pernah terlibat kecelakaan lalu lintas yang nyaris menewaskan dirinya.
Americano adalah kopi yang selalu ia pesan.
Penikmat berbagai makanan kendati sering melewatkan jam makan.
Sering terlihat berlari pagi di sekitar tempat tinggal atau taman terdekat.
Satu-satunya alat musik yang bisa ia mainkan adalah tamborin.
Sebagai remaja yang gemar membaca buku, Osagawa Mia sangat tertarik pada karya-karya 'Princess Diaries' milik Mag Cabot. Usianya baru menginjak tiga belas saat Mia pertama kali melihat buku tersebut di toko buku impor. Layaknya kebanyakan gadis, Mia tertarik pada hal-hal berbau 'tuan putri.' Ketika melihat nama tokoh dalam cerita sama dengan nama miliknya, Mia langsung meminta sang ibu untuk membeli buku tersebut (beserta kamus bahasa Jepang-Inggris sebab buku tersebut baru rilis dalam bahasa Jepang dua tahun kemudian, dan tiga-belas-tahun-Mia belum fasih berbahasa Inggris). Mia semakin menyukai tokoh Mia Thermopolis sebab mereka memiliki kesamaan: anak satu-satunya yang hidup dengan ibu tunggal. Selama membaca buku tersebut, Mia selalu berandai-andai jika dirinya bernasib seperti Thermopolis, tiba-tiba didatangi sebuah limo yang membawa seorang nenek yang rupanya seorang ratu dari sebuah negara kecil di negri ginseng, yang ternyata adalah ibu dari ayahnya yang telah meninggal bertahun-tahun lalu.
Betapa menyenangkan jika hal itu benar terjadi!
Sayang, realita tak semanis cerita dalam buku novel. Osagawa Mia tetaplah Osagawa Mia, gadis biasa yang tinggal di sebuah unit kecil bersama Osagawa Hikari, sang ibu. Bahkan, Mia berteman dengan pahitnya dunia sejak usia dini. Masyarakat menganggap ibu tunggal kurang bertanggung jawab dalam mengurus anak dan juga egois. Bukan hal baru bagi Mia kecil untuk mendapat ejekan karena yang ia miliki hanya ibu. Karenanya Mia bertekad untuk menjadi gadis yang kuat tanpa bantuan keluarga kerajaan yang ia impikan. Dengan begitu, Mia berpikir akan membebaskan sang ibu dari 'keteledoran dalam mengurus anak.'
"Mia Thermopolis sangat beruntung. Aku tidak seperti dia, karenanya, aku harus bangkit dengan kekuatanku sendiri."
Osagawa Mia dikenal sebagai gadis yang mandiri dan juga berani. Ia dapat mengatasi olokan dari anak seusianya tanpa melayangkan tinju dan tetap menang. Beberapa melihatnya sebagai gadis yang kasar, sebagian lainnya beranggapan bahwa Mia adalah sosok yang keren. Seperti itu, kehidupan sosialnya berjalan dengan seimbang. Mia memiliki orang-orang yang menyukainya sebanyak yang tidak menyukainya. Masa sekolah ia jalani dengan sebaik mungkin. Hikari tak pernah menuntut apa pun dari putrinya dan hanya berpesan agar Mia menjadi teman yang baik bagi orang lain dan bersenang-senang di sekolah. Karena itu, Mia menjalani masa sekolah seadanya. Nilai-nilai sekolahnya biasa saja, bahkan Mia terkadang membawa pulang kertas dengan skor di bawah lima puluh dan mengikuti remedial. Ia tak memiliki ketertarikan pada mata pelajaran. Asalkan lulus, ia sudah merasa cukup. Justru, ketertarikannya jatuh pada seni berakting. Sejak sekolah menengah pertama, Mia gemar mengikuti ekskul teater. Ia memutuskan untuk mendaftar di jurusan drama saat duduk di bangku kelas dua pada sekolah menengah atas. Mia melakukan yang terbaik untuk mencapai cita-citanya, bahkan mulai giat belajar untuk memperbaiki rapot nilai.
Dari semua universitas yang ia daftarkan, Mia lolos dengan jurusan yang diinginkan di Hoshino Institute of Arts. Ia menjalani masa kuliah di HIA di jurusan Drama dan Tari. Begitu lulus, Mia memulai karirnya sebagai seorang acting trainer di sebuah akademi kecil, sebelum akhirnya pindah setahun kemudian ke sebuah akademi ternama. Dalam lubuk hati, Mia bercita-cita untuk menjadi seorang aktris. Namun dengan kesialan beruntun yang terus terjadi sebelum atau setelah melakukan audisi, ia memutuskan untuk menjadi pelatih. Mia beralih menjadi seorang acting coach pada tahun 2014 dan bekerja untuk melatih aktor dan calon aktor. Saat ini, Mia merupakan salah satu acting coach ternama yang bekerja untuk sebuah agensi aktor.