Theduardo Prasetyo

Guitarist - Musician - Educator

Classically trained musician at Hochschule für Musik Berlin and Detmold, Germany

I play Classical - Flamenco - Jazz/Brazilian Popular Music - Cello

I do teaching - composing - arrangements - music production - recording - collecting guitars & instruments

Check out my music on YouTube and Instagram

Slide next to read more about my bio

Bio

About Me

English

Slide next to read in Bahasa Indonesia

Theduardo Prasetyo

Theduardo, or Thedo, born and grew up in Tangerang. As a guitarist, Theduardo has performed in Indonesia and also abroad. He started his musical journey by studying guitar at the age of 9 years old under the guidance of Eddy Husni Rachim. 3 years later, he started studying the cello under the tutelage of Erfy Larasati. He then played the cello in various orchestras and ensembles in Jakarta. One of them is the Twilite Youth Orchestra, under the baton of Eric Awuy and Budi Utomo Prabowo as conductor.

He decided to continue his musical studies further. He went to Germany and completed his Bachelor of Music under the guidance of Prof. Dale Kavanagh majored in Instrumental Pedagogy and Classical Guitar at the Hochschule für Musik Detmold, Germany. Besides Classical Guitar, Theduardo took cello and jazz guitar classes; and had the chance to also play in a big band. He actively participated in Masterclasses given by international guitarists : Thibault Cauvin (France), Prof. Jurgen Rück (Germany), Prof. Hans Werner Huppertz (Germany), Michael Newman (USA), Bruce Holzman (USA), and Prof. Tilman Hoppstock (Germany).

Theduardo earned his Master's degree with a major in Performance at the Hochschule für Musik “Hanns Eisler” Berlin, Germany, under the guidance of Prof. Eugenia Kanthou and received 1.0 (Sehr Gut - Excellent).

Theduardo is very interested in Flamenco, Jazz and Brazilian music culture. This interest led him to attend Workshops with international flamenco guitarists, such as Eduardo Trassierra, Rafael Rodriguez, Antonio Andrade, and Salvador Gutierrez. During his studies in Germany, Theduardo actively worked with flamenco dancers in dance classes led by Ángeles Santiago. Theduardo in collaboration with Ángeles Santiago organized an homage concert to the late great Spanish poet, Federico Garcia Lorca, which was also attended by his family.

In Berlin, he actively plays Música Popular Brasileira (Samba, Bossa Nova, Choro) on the Bandolim (Brazilian mandolin) musical instrument in various groups and ensembles. Theduardo is active in the Brazilian music community in Berlin and regularly holds concerts; One of them was a concert at the Brazilian Embassy in Berlin.

While in Germany, he taught many students with various cultural backgrounds, ages, and genres. He had the opportunity to teach students from children, adults, and the seniors; left handed students, and also students who were not very proficient in English and German. He is active as a jury in various competitions and gives guitar workshops. Theduardo's students managed to successfully enter music conservatories in Indonesia and in Germany. Theduardo teaches in Indonesian, German, and English.

In 2017, Theduardo along with two other guitarists, Harold Sumual and Aris Manuel, founded GUITANESIA, a website that writes about guitar and music in general. GUITANESIA also regularly organizes events and concerts to motivate guitarists and make guitars more accessible to the wider community. The project also has the support of Capriccio Kulturforum in Germany. In 2021, Guitanesia held a Guitar Composition Competition, which was participated by Indonesian composers. A selected work from the competition was played as a compulsory piece in the National Classical Guitar Competition that was organized by the State University of Jakarta.

Theduardo is a recipient of the Deutschlandstipendium scholarship, and the Hans und Stefan Beckner-Stiftung. Together with the Latvian Mezzosoprano, Vizma Zvaigzne (Duo Ausma), they are the recipient of the Yehudi Menuhin scholarship Live Music Now Berlin e.V. which organizes concerts in social institutions in Berlin. In 2022 they received grants Neustart Kultur from the German government to organize concerts and albums in Germany.

Currently, Theduardo is actively teaching in Jakarta. Besides teaching, he is also active as a jury in the national music competition organized by the Ministry of Education and Culture, hosting the program Kamis Klasik by Indomusikgram, making albums, managing his own guitar brand, and Studio Thetris which specializes in Audio and Music Production with Charles Pranata and Jessica Yohanes.

Bio

Tentang Saya

Theduardo Prasetyo

Theduardo, atau akrab dipanggil Thedo, lahir dan besar di Tangerang. Sebagai gitaris, Theduardo telah tampil di dalam maupun di luar negeri. Ia memulai bermusik dengan mempelajari gitar di umur 9 tahun di bawah bimbingan Bapak Eddy Husni Rachim di Yayasan Pendidikan Musik. 3 tahun setelahnya, ia memulai mempelajari selo dibawah bimbingan Alm. Ibu Erfy Larasati. Ia pun ikut bermain selo di berbagai orkestra dan ansambel di Jakarta. Salah satunya adalah Twilite Youth Orchestra, dengan Eric Awuy dan Budi Utomo Prabowo sebagai pengaba.

Ia lalu memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang musik. Ia menyelesaikan pendidikan Bachelor of Music di bawah bimbingan Prof. Dale Kavanagh dengan jurusan Instrumental Pedagogy di bidang gitar di Hochschule für Musik Detmold, Jerman. Selain gitar, Theduardo mengambil kuliah selo dan gitar jazz; hingga bermain di dalam Big Band. Ia juga aktif mengikuti Masterclass yang diberikan oleh gitaris-gitaris internasional, seperti Thibault Cauvin (Prancis), Prof. Jurgen Rück (Jerman), Prof. Hans Werner Huppertz (Jerman), Michael Newman (USA), Bruce Holzman (USA), dan Prof. Tilman Hoppstock (Jerman).

Theduardo meraih gelar Master dengan jurusan Performance di Hochschule für Musik “Hanns Eisler” Berlin, Jerman, di bawah bimbingan Prof. Eugenia Kanthou dengan nilai 1,0 (Sehr Gut - Sangat Baik).

Selain musik klasik, Theduardo memiliki ketertarikan yang dalam terhadap musik Flamenco, Jazz, dan Brasil. Ketertarikan ini membuatnya mengikuti Workshop dengan gitaris flamenco internasional, seperti Eduardo Trassierra, Rafael Rodriguez, Antonio Andrade, dan Salvador Gutierrez. Selama studinya di Jerman, Theduardo aktif bekerja mengiringi penari-penari flamenco di kelas tari yang dibimbing oleh Ángeles Santiago. Theduardo berkerjasama dengan Ángeles Santiago membuat konser tribute kepada penyair besar Spanyol, Federico Garcia Lorca, yang juga dihadiri oleh keluarga beliau.

Di Berlin, ia aktif bermain Musica Popular Brasileira (Samba, Bossa Nova, Choro) dengan alat musik Bandolim (mandolin dari Brasil) dalam berbagai macam grup dan ansambel. Theduardo aktif bermain di komunitas musik Brasil di Berlin dan rutin mengadakan konser. Salah satunya, konser di Kedutaan Besar Brazil di Berlin.

Saat di Jerman, ia banyak mengajar murid dengan berbagai macam latar belakang kultur, umur, dan genre. Ia mendapat kesempatan untuk mengajar murid dari anak-anak, dewasa, dan lansia; murid left handed, dan juga murid dengan keterbatasan bahasa. Theduardo mengajar dalam bahasa Indonesia, Jerman, dan Inggris. Selain itu, ia juga aktif menjadi juri berbagai macam lomba dan memberikan workshop tentang gitar. Murid hasil didikan Theduardo berhasil masuk di konservatori musik di Indonesia dan juga di Jerman.

Di tahun 2017, Theduardo bersama dua gitaris lainnya, Harold Sumual dan Aris Manuel, mendirikan GUITANESIA, sebuah website yang menulis tentang gitar dan musik pada umumnya. GUITANESIA juga rutin menyelenggarakan acara dan konser untuk memotivasi gitaris dan membuat gitar lebih aksesibel untuk masyarakat luas. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Capriccio Kulturforum di Jerman. Di tahun 2021, Guitanesia menyelenggarakan Kompetisi Komposisi Gitar yang diikuti komponis-komponis Indonesia. Karya terpilih dari Kompetisi ini dimainkan sebagai Karya Wajib di Kompetisi Gitar Klasik Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta.

Theduardo adalah penerima beasiswa Deutschlandstipendium, dan Hans und Stefan Beckner-Stiftung. Bersama penyanyi Mezzosopran dari Latvia, Vizma Zvaigzne (Duo Ausma), ia juga menjadi penerima beasiswa Yehudi Menuhin Live Music Now Berlin e.V. yang menyelenggarakan konser di institusi-institusi sosial di Berlin. Di tahun 2022 mereka menerima support dari pemerintah Jerman Neustart Kultur untuk membuat konser dan album di Jerman.

Saat ini Theduardo aktif mengajar di Jakarta, offline maupun online. Selain mengajar, ia juga aktif menjadi juri dalam kompetisi musik nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi Host dalam acara Kamis Klasik dari Indomusikgram, membuat album, mengelola merk gitar sendiri, dan Studio Thetris yang bergerak dalam Audio and Music Production bersama Charles Pranata dan Jessica Yohanes.

OH HEY, FOR BEST VIEWING, YOU'LL NEED TO TURN YOUR PHONE