Theduardo Prasetyo
Theduardo, atau akrab dipanggil Thedo, lahir dan besar di Tangerang. Sebagai gitaris, Theduardo telah tampil di dalam maupun di luar negeri. Ia memulai bermusik dengan mempelajari gitar di umur 9 tahun di bawah bimbingan Bapak Eddy Husni Rachim di Yayasan Pendidikan Musik. 3 tahun setelahnya, ia memulai mempelajari selo dibawah bimbingan Alm. Ibu Erfy Larasati. Ia pun ikut bermain selo di berbagai orkestra dan ansambel di Jakarta. Salah satunya adalah Twilite Youth Orchestra, dengan Eric Awuy dan Budi Utomo Prabowo sebagai pengaba.
Ia lalu memutuskan untuk melanjutkan pendidikannya di bidang musik. Ia menyelesaikan pendidikan Bachelor of Music di bawah bimbingan Prof. Dale Kavanagh dengan jurusan Instrumental Pedagogy di bidang gitar di Hochschule für Musik Detmold, Jerman. Selain gitar, Theduardo mengambil kuliah selo dan gitar jazz; hingga bermain di dalam Big Band. Ia juga aktif mengikuti Masterclass yang diberikan oleh gitaris-gitaris internasional, seperti Thibault Cauvin (Prancis), Prof. Jurgen Rück (Jerman), Prof. Hans Werner Huppertz (Jerman), Michael Newman (USA), Bruce Holzman (USA), dan Prof. Tilman Hoppstock (Jerman).
Theduardo meraih gelar Master dengan jurusan Performance di Hochschule für Musik “Hanns Eisler” Berlin, Jerman, di bawah bimbingan Prof. Eugenia Kanthou dengan nilai 1,0 (Sehr Gut - Sangat Baik).
Selain musik klasik, Theduardo memiliki ketertarikan yang dalam terhadap musik Flamenco, Jazz, dan Brasil. Ketertarikan ini membuatnya mengikuti Workshop dengan gitaris flamenco internasional, seperti Eduardo Trassierra, Rafael Rodriguez, Antonio Andrade, dan Salvador Gutierrez. Selama studinya di Jerman, Theduardo aktif bekerja mengiringi penari-penari flamenco di kelas tari yang dibimbing oleh Ángeles Santiago. Theduardo berkerjasama dengan Ángeles Santiago membuat konser tribute kepada penyair besar Spanyol, Federico Garcia Lorca, yang juga dihadiri oleh keluarga beliau.
Di Berlin, ia aktif bermain Musica Popular Brasileira (Samba, Bossa Nova, Choro) dengan alat musik Bandolim (mandolin dari Brasil) dalam berbagai macam grup dan ansambel. Theduardo aktif bermain di komunitas musik Brasil di Berlin dan rutin mengadakan konser. Salah satunya, konser di Kedutaan Besar Brazil di Berlin.
Saat di Jerman, ia banyak mengajar murid dengan berbagai macam latar belakang kultur, umur, dan genre. Ia mendapat kesempatan untuk mengajar murid dari anak-anak, dewasa, dan lansia; murid left handed, dan juga murid dengan keterbatasan bahasa. Theduardo mengajar dalam bahasa Indonesia, Jerman, dan Inggris. Selain itu, ia juga aktif menjadi juri berbagai macam lomba dan memberikan workshop tentang gitar. Murid hasil didikan Theduardo berhasil masuk di konservatori musik di Indonesia dan juga di Jerman.
Di tahun 2017, Theduardo bersama dua gitaris lainnya, Harold Sumual dan Aris Manuel, mendirikan GUITANESIA, sebuah website yang menulis tentang gitar dan musik pada umumnya. GUITANESIA juga rutin menyelenggarakan acara dan konser untuk memotivasi gitaris dan membuat gitar lebih aksesibel untuk masyarakat luas. Proyek ini juga mendapat dukungan dari Capriccio Kulturforum di Jerman. Di tahun 2021, Guitanesia menyelenggarakan Kompetisi Komposisi Gitar yang diikuti komponis-komponis Indonesia. Karya terpilih dari Kompetisi ini dimainkan sebagai Karya Wajib di Kompetisi Gitar Klasik Nasional yang diselenggarakan oleh Universitas Negeri Jakarta.
Theduardo adalah penerima beasiswa Deutschlandstipendium, dan Hans und Stefan Beckner-Stiftung. Bersama penyanyi Mezzosopran dari Latvia, Vizma Zvaigzne (Duo Ausma), ia juga menjadi penerima beasiswa Yehudi Menuhin Live Music Now Berlin e.V. yang menyelenggarakan konser di institusi-institusi sosial di Berlin. Di tahun 2022 mereka menerima support dari pemerintah Jerman Neustart Kultur untuk membuat konser dan album di Jerman.
Saat ini Theduardo aktif mengajar di Jakarta, offline maupun online. Selain mengajar, ia juga aktif menjadi juri dalam kompetisi musik nasional yang diselenggarakan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, menjadi Host dalam acara Kamis Klasik dari Indomusikgram, membuat album, mengelola merk gitar sendiri, dan Studio Thetris yang bergerak dalam Audio and Music Production bersama Charles Pranata dan Jessica Yohanes.