SUDAH KENAL?
Dikit aja ya perkenalannya
Instagram: @Armandwibowo82
Facebook: @Armandwibowo
Bukan Armand Maulana
Bukan Ari Wibowo.
Tapi... ARMAND WIBOWO..
Seorang ayah dari 1 istri dan 2 anak perempuan.
Menjadi seorang finansial planner sejak 2014, karena jujur, dahulu keuangan saya berantakan.
Sejak menikah dan istri saya mengandung, penulis belajar menjadi seorang finansial planner, yaitu suatu ilmu mengenai mengatur keuangan keluarga.
Melalui social media dan webpage ini penulis ingin share mengenai pentingnya perlindungan atau asuransi yang dapat memberikan rasa aman secara finansial di keluarga kamu.
Segitu aja ya perkenalannya, ga suka yang formal-formal ah. Kalau kau tau lebih banyak, kita ngopi aja yuk.
Ga usah takut dipaksa beli produk.. apalagi MLM.. ngak bakalan.. no no no..
SAYA YANG TRAKTIR
#13 jahitan
Semua gara-gara kamu!!
#13 Jahitan
Pak Wahyudi (65), seorang pensiunan pegawai negeri yang mempunyai sawah yang cukup luas di kaki gunung Ceremai. Istrinya, sudah terkena stroke 3 tahun lalu, yang menyebabkan kaki kanan dan tangan kanannya lumpuh. Dia dan istrinya tinggal di sebuah rumah bertingkat di kota Kuningan beserta anak bungsunya Wandy (28) dan keluarganya. Anak sulungnya, Roni (31), sudah merantau sejak kuliah ke Jakarta dan bekerja sebagai karyawan eksekutif di salah satu perusahaan besar di Jakarta.
Roni sudah berkeluarga dan mempunyai 2 anak kecil Anna dan Elsa. Seperti layaknya seorang karyawan menengah yang hidup di ibukota, menyewa apartemen adalah menjadi pilihan yang terbaik menurutnya. Selain lebih ringkas, dan dekat dengan kantor dan fasilitas sehari-hari, bayar sewanya pun lebih ringan daripada mencicil rumah yang jauh di luar kota. Seminggu sekali, Roni mengajak keluarganya untuk sekedar hangout di mall dan makan di mall, refreshing katanya. Berlibur setahun sekali adalah permintaan wajib dari istri Roni, minimal ke Bali. Tampak luar hidup roni cukup sempurna.
Wandy, si bungsu, tinggal bersama ayah dan ibunya. Bekerja mengurus sawah milik ayahnya, pak Wahyudi. Sistem bagi hasil, dan Wandy cukup pintar untuk urusan sawah menyawah ini.
Semenjak ibunya terkena stroke 3 tahun lalu, istri Wandy lebih banyak menghabiskan waktu di rumah mengurus mertuanya yang sakit. Liburan baginya adalah saat pergi ke Cirebon setahun sekali sekalian menemani mertuanya pemeriksaan rutin di Rumah Sakit. Meskipun dilakukan secara ikhlas, diam-diam ia pernah berkata kepada Wandy, kalau ia juga ingin seperti keluarga Roni kakak iparnya, berlibur ke Bali atau ke luar negeri. Tapi Wandy selalu berkata, tidak mungkin mengajak ibu nya yang sudah di kursi roda, juga tidak mungkin meninggalkan ayahnya yang sudah tua ditambah lagi penglihatannya yang sudah kurang baik. Wandy takut kualat jika meninggalkan orang tuanya.
Suatu hari, terjadi pertengkaran hebat antara Wandy dan istrinya, cuman dipicu hal kecil “ayamnya kok hambar?” kata Wandy ketika istrinya lagi kepoin IG milik temannya yang lagi plesiran di kebon gantung dalam bahasa inggris di Bali. Emosi karena jenuh, istrinya berkata “sama kaya hidupku setelah nikah sama kamu, HAMBAR!!” BOOM terjadi cekcok di ruang tengah. Pak Wahyudi mendengar hal ini, dan merasa bersalah karena tau Wandy selama ini memikirkan ayah dan ibunya. Diam-diam pak Wahyudi mengambil kunci mobil, dan mendorong istrinya ke dalam mobil. Ia nyetir sendiri ke Cirebon untuk pemeriksaan rutin istrinya agar tidak menyusahkan Wandy.
Jam 21.00, Wandy gelisah, seharusnya jam segini ayah dan ibunya sudah sampai rumah. Ia mencoba menelpon mereka tapi tidak ada jawaban. Karena bingung, ia telpon kakaknya, Roni. “mungkin terjebak macet di kaki gunung, kan suka ga ada signal disana... btw tetangga masi jualan asinan mangga ga? kirimin dong kesini, kakak kangen asinannya” kata Roni.
Jam 23.00 ada telepon dari Rumah sakit......
2 bulan telah berlalu sejak kejadian itu, keluarga Roni dan keluarga Wandy sedang terlibat pembicaraan serius. Masalah warisan, mereka setuju jika uang cash dan deposito akan diserahkan semua ke ibunya. Yang jadi permasalahan adalah sawah yang luas itu. Roni mau menjual sawah tersebut yang hasilnya dibagi 60-40. Cukup buat bikin bisnis coffee shop yang instagramable sesuai impiannya di daerah elit Jakarta. Wandy menolak menjual sawah tersebut, karena bertani adalah satu-satunya keahlian miliknya. Dia ingin melanjutkan sistem bagi hasil yang dulu, hanya sekarang dengan kakaknya.
“aku anak sulung, sudah sepantasnya adik nurut sama kakaknya bukan?” kata Roni.
“anak sulung yang tidak pernah ada di rumah maksudnya?” balas Wandy.
“Jangan kurang ajar kamu, aku di Jakarta bekerja, bukannya main-main, anak ku 2, pengeluaranku banyak, dan sudah seharusnya aku mendapat bagian yang lebih banyak” balas Roni lagi.
“Selama ini, Wandy dan saya yang mengurus ayah dan ibu di Kuningan, sementara kalian jalan-jalan, mengapa sekarang kalian yang pantas mendapatkan bagian lebih?” jawab istri Wandy.
“Diam kamu!!, semua ini terjadi karena sifat iri kamu. Ayah lebih pilih menyetir sendiri meskipun dia tau matanya sudah tidak baik lagi di malah hari. Gara-gara kamu, ayah ibu meninggal kecelakaan. Jadi lebih baik kamu DIAM!!” kata Roni sambil nunjuk nunjuk istri Wandy.
Tidak terima istrinya diperlakukan seperti itu, Wandy secara refleks mengambil asbak kaca di meja, dan menghantamkan di kening Roni, dan terjadilah perkelahian.
13 Jahitan..
Penulis: Armand Wibowo
Instagram : @armandwibowo82
Dari cerita tersebut kita bisa belajar bahwa :
· Pentingnya membuat surat wasiat sedini mungkin.
· Warisan Aset tidak lancar (tanah, rumah, ruko) dapat membuat perselisihan antar saudara karena perbedaan kebutuhan.
· Jika pak Wahyudi mempunyai warisan dalam bentuk asuransi jiwa, maka perselisihan dapat dihindarkan, karena penerima manfaat sudah diatur jelas di awal dan dilindungi hukum dan warisannya berupa cash keras.
· Perlakukan saudaramu baik kakak atau adik secara hormat, termasuk pasangannya.
Supaya anak-anak kamu hidup rukun, yuk kita berdiskusi mengenai asuransi jiwa sambil minum kopi.
Saya yang traktir... Klik disini..
Free coffeeSebuah Kisah Klise
Klise tapi bisa jadi ini kamu..
Sebuah kisah klise.
Rp 2.800.000,-/bulan...............
Bukan gaji, bukan bonus, bukan uang sewa, bukan cicilan motor, bukan cicilan HP....
Tapi uang sekolah si kecil Jackson yang kelas 2 SD di Jakarta.
Jamie ayahnya bekerja sebagai karyawan swasta di sebuah bank di Jakarta. Selain itu, Jamie juga mempunyai bisnis sampingan dengan teman-temannya, yaitu restoran ayam bakar di sebuah pusat perbelanjaan ITC Cempaka Mas.
Jamie tau, ga mungkin selamanya ia bekerja sebagai karyawan. Ia butuh sesuatu untuk menjadi sukses. Ia ikut kelas-kelas mengenai keuangan, motivasi diri, dan menemukan jawabannya, yaitu INVESTASI.
Sedikit demi dikit, Jamie rutin menyisihkan penghasilannya untuk berinvestasi. Menikmati hidup seperti jalan-jalan tiap libur panjang, atau sekedar makan di restoran merupakan hal yang harus ditunda sampai ia sampai di tahap financial freedom (Jamie baru belajar dari kelas keuangan kemarin). Mau ga mau istrinya ikut merasakan hal ini, tapi meskipun jenuh, ia mendukung 100% keputusan Jamie. Dengan berhemat uang belanja bulanan, istrinya bisa diam-diam membelikan Jackson mainan baru.
Jamie sadar, bahwa kesehatannya adalah hal yang penting, oleh karena itu ia rutin berolahraga bersama teman-temannya. Namun sayang, pola makan Jamie kurang sehat. Yang penting murah kata Jamie, gorengan selalu setia menemani makan siangnya.
Suatu saat, tepat ketika Jamie dan teman-temanya sedang istirahat setelah berlari 10K di gunung, mendadak Jamie jatuh tak sadarkan diri. Teman-temanya langsung membaringkan Jamie lalu mengipasi Jamie, dikira kecapean.. Setelah beberapa lama tidak sadar, baru mereka memanggil ambulan. Cukup lama menunggu ambulan datang karena mereka sedang ada di gunung.
Sesampainya di Rumah Sakit, istrinya dan teman-temanya menunggu hasil pemeriksaan dokter. Tiba-tiba suster memanggil istrinya untuk masuk ke ruangan dokter. Berdasarkan hasil pemeriksaan, Jamie terkena STROKE akibat hipertensi yang tidak terkontrol. Hal ini menyebabkan lumpuhnya tangan kanan dan sebagian lidah yang menyebabkan bicara menjadi tidak jelas.
Tagihan rumah sakit, seluruhnya dibayarkan oleh kantor tempat Jamie bekerja. Memang seperti itu tunjangan kesehatan di kantor Jamie, full cover. Hal ini yang membuat Jamie berpikir kalau dia beli asuransi sendiri hanyalah pemborosan, sedangkan ia sedang hidup hemat demi impiannya yaitu financial freedom.
Karena sakitnya, Jamie terpaksa harus terbaring di rumah untuk pemulihan. Gaji tetap masuk seperti biasa. Setelah Jamie bisa berdiri, dia mencoba masuk ke kantor, karena takut dirumahkan selamanya. Tapi ada daya, tangan kanan sudah lumpuh, tidak bisa tanda tangan atau menulis, berbicara sulit karena setengah mulut sudah lumpuh.
Tak berapa lama, hal yang ditakutkan Jamie datang. Surat Pemutusan Hubungan Kerja datang ke mejanya. Ia hanya tersenyum, dia sudah tau sebelumnya, cepat atau lambat surat ini pasti datang. Hal yang logis menurutnya karena dia sudah tidak ada lagi hal yang bisa ditawarkan ke perusahaan.
Istrinya tidak bekerja, anaknya masi kecil, cita-cita investasi masi jauh dari kata tercapai, penghasilan berkurang drastis, kesehatan buruk, tekanan ini menyebabkan kondisi Jamie drop sehingga harus terbaring lagi di tempat tidur.
Klise bukan?
Penulis: Armand Wibowo
Instagram: Armandwibowo82
Facebook: Armandwibowo
——————————————
Dari cerita di atas, kita bisa belajar:
· Kamu masi perlu beli asuransi meskipun sudah dapat tunjangan kesehatan 100% dari kantor.
· Memilih tidak membeli asuransi bukan artinya kamu hidup hemat.
· Keuangan keluarga Jamie bisa aman jika saja dulu Jamie mau membeli asuransi perlindungan penghasilan (Income Protection).
· Rajin berolahraga, bukan artinya kamu ga akan kena resiko.
Kita ngobrolin proteksi duit kamu sambil ngopi yuk.. saya yang traktir.. klik link dibawah 🧐
Kopi GratisSkydiving
Dari atas semuanya berbeda
Stick together team...
Strom the front...
Go go go..
Minggu lalu saya ada janji ngopi di Excelso Central Park dengan seorang teman lama. Sudah lama tidak ketemu, dulu kita sama-sama kuliah di Universitas. Kenalnya bukan karena sama-sama menimba ilmu, tapi kenal di WARNET tempat main game LAN Counter Strike. Ya dulu kami merupakan salah satu tim terhebat di Jakarta, atau yaaa paling ga kita berpikir sendiri seperti itu..
Biasa, ego anak muda...
Ketika dia datang, saya langsung mengenalinya meskipun sudah 20 tahun tidak ketemu, ya jelas saya sering lihat fotonya di social media. Anton namanya, Anton Hermanto nama panjangnya, asal Surabaya, tinggal di Bali, sekarang kerja di Jakarta. Bingung ya, sama... saya juga..
Pertama kali ketemu, Anton langsung nyablak “perut lu maju banget sekarang Man!” Ini orang emang nyablak terus, ga pernah ada basa basi, apa yang ada di otaknya, langsung dikeluarin semua, alhasil otaknya kaya mall pas PSBB awal, kosong.. Saya ga masukin ke hati ucapannya, dan saya langsung bales “oi Ton, gue liat foto-foto lu udah kawin lu sekarang? Ada juga yang mau sama lu.. ke dukun mana?” Dan begitu seterusnya pembicaraan kami selama 15 menit.. Masing-masing mencari celah untuk melontarkan kata-kata pedas yang membuat kami tertawa tanpa mempedulikan perasaaan masing-masing.
Biasa, ego anak muda...
Sampai lah ke pertanyaan ‘gue liat lu sekarang suka skydiving Ton?”
Gua punya perasaan kayaknya gue salah nanya neh, soalnya gue liat si Anton seneng banget dapet pertanyaan itu. DAN BENER AJA, ternyata dia kalau udah ngomong skydiving udah kaya BUBUR KAMSENG, buka 24 jam, ga pernah tutup. Ngomong terussss...
Sejak gue menikah 8 tahun lalu, dan gue pindah ke Bali, terjun payung jadi hobi gue. Seru banget bro, liat dunia dari atas ternyata berbeda kalau cuman liat dari samping. Lu kalau diliat dari atas bisa jadi ganteng loh (tetep aja mencela). Ga perlu latihan khusus, asal sehat ga ada penyakit berat, ga ada asma, berat dibawah 100kg, udah bisa loncat.
Kenapa gue suka skydiving? Karena when you are on the sky, within 1 minute or less you’ll forget all your problems, and just enjoy the view Man. (nanya diri sendiri, jawab sendiri, pake gaya ngomong Boy William pula). Ga perlu takut, bukan kaya PUBG kok loncatnya, terjun payungnya ditemenin sama instruktur, mau yang ce ada, yang co ada. Tandem jump namanya.
Ada dimana aja lu tanya? (kagak ada yang nanya...) Gue biasa loncat di bali dari Pantai Timbis di Kuta. Kalau di Jakarta katanya di ada di pondok cabe, trus kalo di bogor ada di Lido Lake. Gue baru coba beberapa kali di Bali sih.
“Lu mau ikut ga minggu depan? Gue mau cobain yang di Pondok Cabe neh, lu punya asuransi kan?” tanya Anton..
“PSBB Ton, pasti masi tutup, lagian kan harus jaga jarak sesuai anjuran pemerintah, gimana tandem nya?” jawabku.
“oh iya ya, rese emang ini Corona, gue udah lama banget ga loncat”
(aku selamat...)
“asuransi wajib Ton kalau mau loncat?”
“Ga Wajib, cuman lu sadar diri aja.. namanya locat dari pesawat terbang bukan pesawat telepon, pasti resikonya besar, itu parasut ga kebuka, udah pasti 100% modar. Kaki lu salah posisi saat mendarat, udah pasti kaki lu patah. Jadi asuransi perlu lah, lengkap kap kap kap, mulai dari kesehatan, jiwa, pendidikan anak, harus lengkap”
“ada asuransi yang mau cover olahraga ekstrem yang besar banget resikonya?”
“ADA LAH... lu pikir kenapa gue berani loncat dari pesawat, ya karena gue udah punya asuransi, aman.. kalau ga punya, boro-boro loncat dari pesawat, ga bakalan mau gue kerja di Jakarta, bahaya!!”
Biasa.. ego anak muda...
“kalau lu mau, gue ada neh nomor agent asuransinya.. beli secukupnya, trus abis corona kita loncat yuk Man”
“Gimana kalau kita mancing ikan saja Ton?” sambil tersenyum....
Penulis: Armand Wibowo
Instagram: @Armandwibowo82
Facebook: Armandwibowo
———————————————————————————
Dari cerita ini kita bisa belajar:
· Asuransi ga soal sakit-sakitan melulu.
· Dengan berasuransi, kamu lebih berani menjalankan hobi atau passion kamu.
· Olahraga ekstrem juga bisa di cover oleh perusahaan asuransi tertentu.
Kita ngobrol soal hobi yuk, apakah hobi kamu termasuk ekstrem?
Klik dibawah ya..